Jumat, 26 Desember 2014

MAKALAH KEMASYARAKATAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Semuanya berawal dari adanya manusia yang mempunyai akal dan hidup di dunia yang diisinya, dan tentunya manusia itu adalah mahluk yang berkembang biak yang tentunya dari zaman-kezaman mengalami perubahan baik dari segi fisik, prilaku, kebiasaan dan pemikiran.
Oleh karena itu kita mesti mengetahui kemasyarakatan yang libih spesifiknya lagi Masyarakat Madani secara mendalam setuntas-tuntasnya baik dari berbagai aspek ilmu pengetahuan yang sepatutnya membahas tentang ini, dan mengaitkannya dengan ilmu social dan Agama dalam berbagai kehidupan manusia yang selalu mengalami perubahan dari masa-kemasa.
Dengan meninjau dari berbagai aspek ilmu pengetahuan yang terdapat pada buku-buku kalangan orang yang meneliti berbagai macam bentuk kehidupan manusia dan hakikatnya dapat dikutip untuk menjadi sebuah refensi yang bermanfa’at, dan selain daripada itu dengan pengalaman pribadi yang sedikitnya bisa membatu dalam pemahamannya. Dan yang paling penting referensi dari syari’at yang mempunyai tujuan Rahmat bagi seluruh Alam.

1.2       RumusanMasalah
Dari latar belakang diatas, dapat dirumusan dalam pembahasan ini sebagai berikut
1.      Apa Pengertian Masyarakat
2.      Apa Arti Masyarakat Madani
3.      Apa Unsur – Unsur Masyarakat
4.      Apa Ciri-ciri dan Karateristik Masyarakat Kota dan Masyarakat Desa
5.      Apa Pandangan Masyarakat Madani dari Ilmu Sosial dan Agama

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Masyarakat
2.1.1        Arti Kemasyarakatan
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia masyarakat dibagi menjadi beberapa bagian yang mempunyai arti antara lain :
Masyarakat adalah pergaulan hidup manusia, sehimpunan manusia yang hidup bersama dalam sesuatu tempat dengan aturan ikatan-ikatan yang tentu.
Bermasyrakat adalah merupakan masyarakat yang bersekutu.
Permasyarakatan adalah lembaga yang mengurus orang hukuman.
Kemasyarakatan adalah mengenai masyarakat, sifat-sifat atau hal masyarakat.
Ralp Linton (1936: 91), mendefinisikan masyarakat (society) sebagai berikut :
“Setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerjasama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batasnya yang jelas“.
David Krech, Richard S. Crutcfield dan Egerton L. Ballachey (1962: 308), mendefinisikan masyarakat sebagai berikut:
“Masyarakat adalah suatu kumpulan manusia yang berinteraksi yang aktivitas-aktivitasnya terarah pada tujuan-tujuan yang sama dan yang cenderung memiliki sistem kepercayaan, sikap serta bentuk kegiatan yang sama” (Krech, Crutcfield dan Ballachey, 1962: 308).
Kellehear, 1990; Kuper, 1987; Mack dan Young, 1968; Mitchell, 1989
“Masyarakat adalah menitikberatkan pada aspek hubungan antar manusia dan proses timbal baliknya”.
Masyarakat, dalam arti yang luas, berarti sekelompok manusia yang memiliki kebiasaan, ide dan sikap yang sama, hidup di daerah tertentu, menganggap kelompoknya sebagai kelompok sosial dan berinteraksi.(Lihat buku ISD karangan, Prof. Dr. Tajul Arifin. MA hal. 45)
2.1.2        Ruang Lingkup Masyarakat
          Dengan melihat berbagai arti dari Kemasyarakatan itu sediri maka Masyarakat memiliki berbagai syarat agar dapat disebut demikian yang diantaranya :
1.      Populasi penduduk dari berbagai keturunan.
2.      Kebudayaan atau Kultur yaitu karya, cipta dan rasa dari kehidupan bersama yang dimiliki oleh manusia.
3.      Hasil-hasil kebudayaan yang dikembangkan oleh manusia dari bidang teknologi, dan pendayagunaan alam secara maksimal.
4.      Organisasi Sosial yaitu sebagai jaringan bagi warga baik secara individu kepada individu, peranan-peranan, kelompok social dan kelas sosial.
5.      Lembaga sosial dan Sitemnya, sebagai salah satu aturan bagi sebuah masyarat yang harus dijaga untuk kebaikan masyarakat itu sendiri dengan membatasi tingkah laku masyrakat yang menyimpang dengan norma-norma yang berlaku.

2.2  Arti Masyarakat Madani
Masyrakat Madani atau Civil Society, sebenarnya sangatlah populer di kalangan kita yang mempunyai arti yang beragam. Dan menurut beberapa ilmuan yang mengartikan Civil Society adalah sebagai berikut :
Cicero mengemukakan “Civil Society adalah merupakan masyarakat politik yang memiliki kode hukum
John Locke mengemukakan “Civil Society adalah sebagai masyarakat politik. Ia diharapkan sebagai otoritaspaternal atau keadaaan alami masyarakat yang damai, penuh kebijakan saling melindungi, penuh kebebasan, penuh kebebasan tidak ada rasa takut atau kesetaraan“.
Jean-Jaques Roesseau mengemukakan “Civil Society adalah karena pendapatnya kontrak social masyarakat terwujud akibat kontrak sosial
Antoniao Gramsci mengemukakan “Civil Society adalah kumpulan organisme yang disebut privat dengan masyarakat politik”
Alexis de”Tocqueville mengemukakan “Civil Society adalah wilayah-wilayah kehidupan yang terorganisasi dan bercirikan, antara lain kesukarelaan, kewasembadaan kemadirian tinggi berhadapan dengan norma-norma atau nilai-nilai hukum  yang diidkuti warganya
Ernest Gellner mengemukakan “Civil Society adalah masyarakat yang terdiri atas intitisi non pemerintah yang otonom dan cukup kuat untuk mengimbangi Negara”
Semua pendapat Ilmuan diatas bersumber dari: Raharjo (1999); Suhelmi (1999); Culla (1999), M Alfal Alfian M (2005).
Ditinjau dari definisi-definisi diatas civil society dapat memiliki tiga cirri utama yaitu : (1) mempunyai sebuah kemandirian yang tinggi dari setiap individu dan kelompok dalam bermasyarakat, terutama ketika berhadapan dengan Negara; (2) mempunyai ruang public yang terbebas dari berbagai wahana yang melibatkan politik secara aktif dari masyarakat melalui wacana dan praktis yang berkaitan dengan kepentingan public; (3) mempunyai kemampuan untuk membatasi Negara agar tidak invensionis.

2.3     Unsur – Unsur Masyarakat
          Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :
1.      Berangotakan minimal dua orang.
2.      Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3.      Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4.      Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat
          Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
1.        Ada sistem tindakan utama.
2.        Saling setia pada sistem tindakan utama.
3.        Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4.        Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.
          Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.

2.4     Ciri-ciri dan Karateristik Masyarakat Kota dan Masyarakat Desa

a. Masyarakat Kota:
Ciri-ciri masyarakat kota:
1.      Pengaruh alam terhadap masyarakat kota kecil
2.      Mata pencahariannya sangat beragam sesuai dengan keahlian dan ketrampilannya.
3.      Corak kehidupan sosialnya bersifat gessel schaft (patembayan), lebih individual dan kompetitif.
4.      Keadaan penduduk dari status sosialnya sangat heterogen
5.      Stratifikasi dan diferensiasi sosial sangat mencolok. Dasar stratifikasi adalah pendidikan, kekuasaan, kekayaan, prestasi, dll.
6.      Interaksi sosial kurang akrab dan kurang peduli terhadap lingkungannya. Dasar hubungannya adalah kepentingan.
7.      Keterikatan terhadap tradisi sangat kecil
8.      Masyarakat kota umumnya berpendidikan lebih tinggi, rasional, menghargai waktu, kerja keras, dan kebebasan
9.      Jumlah warga kota lebih banyak, padat, dan heterogen
10.  Pembagian dan spesialisasi kerja lebih banyak dan nyata
11.  Kehidupan sosial ekonomi, politik dan budaya amat dinamis, sehingga perkembangannya sangat cepat
12.  Masyarkatnya terbuka, demokratis, kritis, dan mudah menerima unsur-unsur pembaharuan.
13.  Pranata sosialnya bersifat formal sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku
14.  Memiliki sarana – prasarana dan fasilitas kehidupan yang sangat banyak.


Karateristik masyarakat kota:
1.       Anonimitas
          Kebanyakan warga kota menghabiskan waktunya di tengah-tengah kumpulan manusia yang anonim.Heterogenitas kehidupan kota dengan keaneka ragaman manusianya yang berlatar belakang kelompok ras, etnik, kepercayaan, pekerjaan, kelas sosial yang berbeda-beda mempertajam suasana anonim.
2.       Jarak Sosial
          Secara fisik orang-orang dalam keramaian, akan tetapi mereka hidup berjauhan.

3.       Keteraturan
          Keteraturan kehidupan kota lebih banyak diatur oleh aturan-aturan legal rasional. (contoh: rambu-rambu lalu lintas, jadwal kereta api, acara televisi, jam kerja, dll)
4.       Keramaian (Crowding)
          Keramaian berkaitan dengan kepadatan dan tingginya tingkat aktivitas penduduk kota. Sehingga mereka suatu saat berkerumun pada pusat keramaian tertentu yang bersifat sementara (tidak permanen).
5.       Kepribadian Kota
          Sorokh, Zimmerman, dan Louis Wirth menyimpulkan bahwa kehidupan kota menciptakan kepribadian kota, materealistis, berorientasi, kepentingan, berdikari (self sufficient), impersonal, tergesa-gesa, interaksi social dangkal, manipualtif, insekuritas (perasaan tidak aman) dan disorganisasi pribadi.

b.       Masyarakat Desa:
1.      Letaknya relatif jauh dari kota dan bersifat rural
a.              Lingkungan alam masih besar peranan dan pengaruhnya terhada kehidupan
masyarakat pedesaan
b.             Mata pencaharian bercorak agraris dan relatif homogen (bertani, beternak, nelayan dll)
c.              Corak kehidupan sosialnya bersifat gemain schaft (paguyuban ddan memilik community sentiment yang kuat)
d.             Keadaan penduduk (asal-usul), tingkat ekonomi, pendidikan dan kebudayaannya relatif homogen.
e.              Interaksi sosial antar warga desa lebih intim dan langgeng serta bersifat familistik
f.              Memiliki keterikatan yang kuat terhadap tanah kelahirannya dan tradisi-tradis warisan leluhurnya
g.             Masyarakat desa sangat menjunjung tinggi prinsip-prinsip kebersamaan / gotong royong kekeluargaan, solidaritas, musyawarah, kerukunan dan kterlibatan social.
h.             Jumlah warganya relatif kecil dengan penguasaan IPTEK relative rendah, sehingga produksi barang dan jasa relatif juga rendah
i.               Pembagian kerja dan spesialisasi belum banyak dikenal, sehingga deferensiasi sosial masih sedikit
j.               Kehidupan sosial budayanya bersifat statis, dan monoton dengan tingkat perkembangan yang lamban.
k.             Masyarakatnya kurang terbuka, kurang kritis, pasrah terhadap nasib, dan sulit menerima unsur-unsur baru
l.               Memiliki sistem nilai budaya (aturan moral) yang mengikat dan dipedomi warganya dalam melakukan interaksi sosial. Aturan itu umumnya tidak tertulis
m.           Penduduk desa bersifat konservatif, tetapi sangat loyal kepada pemimpinnya dan menjunjung tinggi tata nilai dan norma-norma ang berlaku.



a. Masyarakat Sederhana.
          Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpngkal tolak dari kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan alam yang buaspada saat itu. Kaum pria melakukan pekerjaan yang berat-berat seperti berburu, menangkap ikan di laut, menebang pohon, berladang dan berternak. Sedangkan kaum wanita melakukan pekerjaan yang ringan-ringan seperti mengurus rumah tangga,menyusui dan mengasuh anak-anak ,merajut, membuat pakaian, dan bercocok tanam.

b. Masyarakat Maju
          Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Organisasi kemasyarakatan tumbuh dan berkembang dalam lingkungan terbatas sampai pada cakupan nasional, regional maupun internasional.
          Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :

1.             Kelompok primer
          Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini juga disebut kelompok “face to face group”, sebab para anggota sering berdialog bertatap muka. Sifat interaksi dalam kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja dan tugas pada kelompok menenerima serta menjalankannya tidak secara paksa, namun berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab para anggota secara sukarela. Contoh-contohnya : keluarga, rukun tetangga, kelompok agama, kelompok belajar dan lain-lain.

2.             Kelompok sekunder
          Antaran anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu sifat interaksi, pembagian kerja, antaranggota kelompok diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasiomnal dan objektif.

2.5  Pandangan Masyarakat Madani dari Ilmu Sosial dan Agama
Dalam ilmu sosiologi sebuah kemasyarakatan adalah sebagai objek kajian (Aspek Ontologi) dari ilmu sosiologi itu sendiri, karena ilmu sosiologi itu adalah ilmu sosial yang mana membahas tentang bersosialisasi dan yang bersosialisasi itu adalah manusia yang bermasyarakat. Bisa disebutkan juga bahwa kemasyarakatan ini merupakan bagian daripada ilmu sosiologi. Dan Masyarakat Madani ini adalah bagaian dari masyarakat itu sendiri.
Selain daripada itu masyarakat ini dikenal sebagai objek studi yang dijadikan sandaran untuk mencari pemahaman didalamnya. Dalam aspek lain ditinjau dari segi agama, sebuah ayat Al-Qur’an dalam QS. A- Hujurat ayat 13 yaitu
Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesuangguhnya orang  yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal”.
Dalam ayat ini ditegaskan bahwa kemasyarakan manusia ini berbeda-beda dan mempunyai kebiasaan dan pemikiran yang berbeda tentunya oleh karena itulah manusia dianjurkan untuk saling mengenal saling memahami dan saling menghormati.


BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang memiliki kebiasaan, ide dan sikap yang sama, hidup di daerah tertentu, menganggap kelompoknya sebagai kelompok sosial dan berinteraksi
Syarat terbentuknya sebuah Masyarakat adalah :
1.      Populasi penduduk dari berbagai keturunan.
2.      Kebudayaan atau Kultur yaitu karya, cipta dan rasa dari kehidupan bersama yang dimiliki oleh manusia.
3.      Hasil-hasil kebudayaan yang dikembangkan oleh manusia dari bidang teknologi, dan pendayagunaan alam secara maksimal.
4.      Organisasi Sosial yaitu sebagai jaringan bagi warga baik secara individu kepada individu, peranan-peranan, kelompok social dan kelas sosial.
5.      Lembaga sosial dan Sistemnya, sebagai salah satu aturan bagi sebuah masyarat yang harus dijaga untuk kebaikan masyarakat itu sendiri dengan membatasi tingkah laku masyrakat yang menyimpang dengan norma-norma yang berlaku.
Syarat terbentuknya masyarakat Madani adalah mempunyai sebuah kemandirian yang tinggi dari setiap individu dan kelompok dalam bermasyarakat, terutama ketika berhadapan dengan Negara;mempunyai ruang public yang terbebas dari berbagai wahana yang melibatkan politik secara aktif dari masyarakat melalui wacana dan praktis yang berkaitan dengan kepentingan public; mempunyai kemampuan untuk membatasi Negara agar tidak invensionis.
3.2. Saran
          Kita sebagai bidan sudah seharusnya dapat mengatasi dan membantu masalah-masalah yang terjadi pada masyarakat Indonesia yakni masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan.


DAFTAR PUSTAKA

Poerwardarminta, 1976,”KAMUS UMUM BAHSA INDONESIA”, Jakarta: PN BALAI PUSTAKA.
Warson M, Ahmad, 1984, “AL-MUNAWIR KAMUS ARAB-INDONESIA”, Yogyakarta: Pondok Pesantren “Al-Munawir”.
Arifin, Tajul, 2008, “ILMU SOSIAL DASAR”, Bandung: Gunung Djati Press.
Gatara, Sahid, 2008, “CIVIC EDUCATION”, Bandung: KATTA














MAKALAH “RUANG LINGKUP PRAKTEK KEBIDANAN DAN PEMASARAN SOSIAL JASA ASUHAN KEBIDANAN “

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifiasi dan diberi ijin untuk menjalankan praktik kebidanan di negeri itu. Kebidanan merupakan bentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu (ilmu kedokteran, keperawatan, sosial, perilaku, budaya, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu manajemen).Bila kita melihat keadaan sekitar, tak jarang kita melihat keadaan seorang wanita yang sedang hamil. Tidak semua orang bisa diberikan pelayanan oleh seorang bidan. Karena setiap pemberi pelayanan kesehatan seperti bidan mempunya batas dalam melakukan tindakan. Pembahasan berikut ini adalah termasuk kedalam ruang lingkup praktik bidan.
Sesuai dengan kewenangan dan peraturan kebijaksanaan yang berlaku bagi Bidan, kode etik merupakan pedoman dan tata cara dalam pelaksanaan pelayanan profesional. Bidan berupaya memberikan pemeliharaan kesehatan yang komprehensif terhadap remaja putri, wanita pra nikah, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu menyusui, balita dan bayi pada khususnya, sehingga mereka tumbuh berkembang menjadi manusia yang sehat. Dalam memberikan pelayanan kebidanan mempunyai hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan kepada pasien, begitupun pasien mempunyai hak dan kewajiban. Pelayanan kebidanan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan. Selama ini pelayanan kebidanan tergantung pada sikap sosial masyarakat dan keadaan lingkungan dimana bidan bekerja. Kemajuan sosial ekonomi merupakan parameter yang amat penting dalam pelayanan kebidanan.



Pemasaran adalah suatu  proses sosial dan managerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu kegiatan atau proses tukar menuikar yang dapat memberikan nilai baik bagi konsumen maupun produsen sehingga dapat tercipta serangkaian kegiatan dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta pemantauan.
1.2     Rumusan Masalah
a.       Apa Ruang lingkup praktek kebidanan
b.      Apa Pemasaran  sosial jasa asuhan kebidanan

1.3     Tujuan Makalah
          Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mempermudah dan memberi pengarahan bagi masyarakat terutama mahasiswa tentang Lingkup Praktek Kebidanan dan Pemasaran  sosial jasa asuhan kebidanan
1.4     Manfaat Penulisan
·         Bagi Masyarakat
          Masyarakat menjadi tau dan mengerti bagaimana pokok-pokok penting dari pemasaran.
·         Bagi Tenaga Kesehatan
          Sebagai informasi tenaga kesehatan khususnya bidan mengenai pokok-pokok penting dalam Pemasaran Sosial Jasa Asuhan Kebidanan.
·         Bagi Institusi Pendidikan
          Menambah pengetahuan referensi yang menunjang ilmu pengetahuan.



BAB II
PEMBAHASAN


1.2     RUANG LINGKUP PRAKTEK KEBIDANAN
A.      Landasan Dasar Pelayanan Kebidanan
1.       Pengertian Bidan
          Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifiasi dan diberi ijin untuk menjalankan praktik kebidanan di negeri itu.
2.       Kebidanan
          Merupakan bentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu (ilmu kedokteran, keperawatan, sosial, perilaku, budaya, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu manajemen).
Kebidanan adalah :
a.         Suatu pelayanan : dasar ilmu pengetahuan
b.        Tanggap terhadap perubahan zaman dan kompleks tim
c.         Praktisi yang mandiri
d.        Kerjasama dengan tim kesehatan yang lain
e.         Saling menghargai peran fungsi : standard pelayanan kesehatan

3.       Pelayanan Kebidanan
          Adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan.
4. Praktik Kebidanan
          Adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan terhadap terhadap klien dengan pendekatan manajemen kebidanan.


5.       Manajemen Kebidanan
          Adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis.
6.       Asuhan Kebidanan
          Adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien.
7.       Praktik pelayanan kebidanan
          Adalah praktik pelayanan profesional yg merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yg diberikan kpd ibu dlm kurun waktu masa reproduksi dan BBL.
B.      Ruang Lingkup Praktik Kebidanan
          Adalah batasan dari kewenangan bidan dalam menjalankan praktiknya yg berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan kebidanan

C.      Wewenang Bidan
          Memberikan pelayanan yang meliputi :
1.       Pelayanan KIA
Pelayanan kebidanan yang diberikan pada ibu dan anak
Ibu : masa pranikah, hamil, persalinan, nifas, menyusui, interval.
Anak : BBL, bayi, anak balita, pra sekolah, sekolah
a.       Pelayanan kebidanan pada ibu
Kegiatannya:
1)        Penyuluhan dan konseling
2)        Pemeriksaan fisik
3)        Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
4)        Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup bumil dengan abortus iminens, hyperemesis gravidarum TM I, PER (Pre Eklamsi Ringan), anemia ringan.
5)        Pertolongan persalinan normal
6)        Pertolongan persalinan abnormal : letsu (letak sungsang), partus macet kepala didasar panggul, KPD tanpa infeksi, perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia krn inersia uteri primer, post term dan preterm.
7)        Pelayanan ibu nifas normal
8)        Pelayanan ibu nifas abnormal : retensio placenta, infeksi ringan
9)        Pelayanan dan pengobatan pada kelainan teknologi yang meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid.
Wewenang Bidan:
1)        Memberikan imunisasi
2)        Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan dan nifas
3)        Bimbingan senam hamil dan senam nifas
4)        Mengeluarkan plasenta secara manual
5)        Pengeluaran sisa jaringan konsepsi
6)        Episiotomy
7)        Penjahitan luka episiotomy dan luka jalan lahir sampai tingkat 2
8)        Amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4cm
9)        Pemberian infus, suntikan IM uterotonika, antibiotic dan sedative.
10)    Memberi penyuluhan tentang ASI eksklusif dan cara menyusui yang benar.
b. Pelayanan kebidanan anak
Wewenang bidan dalam praktik kebidanan pada anak:
1)          Pelayanan neonatal esensial
2)          Pemeriksaan dan perawatan BBL
3)          Resusitasi BBL
4)          Penanganan hipotermi pd BBL
5)          Perawatan tali pusat
6)          Pemberian ASI (bayi <> 6 bln)
7)          Pemantauan tumbuh kembang
8)          Pengobatan penyakit ringan
9)          Pemberian penyuluhan
2. Pelayanan Keluarga Berencana
a.         Memberikan pelayanan KB yakni: pemasangan IUD/AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit), pemberian suntikan, tablet, kondom, diafragma, jelly.
b.        Memberikan konseling pemakaian kontrasepsi
c.         Memberikan pelayanan efek samping pemakaian kontrasepsi
d.        Melakukan pencabutan AKDR letak normal
e.         Melakukan pencabutan AKBK tanpa penyulit
3. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
a.         Pembinaan Peran Serta Masyarakat dibidang KIA
b.        Memantau tumbuh kembang anak
c.         Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
d.        Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan pertama merujuk dan memberikan penyuluhan infeksi menular seksual (IMS), penyalahgunaan narkotika psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA).

D.      Upaya Pelayanan Kebidanan
a.         Promotif Upaya promosi ini dapat diberikan dlm bentuk konseling untuk klien, keluarga dan masyarakat, memberikan penyuluhan kpd ibu hamil, bersalin, nifas, dan penolong persalinan serta memberikan asuhsn pd BBL.
b.        Preventif Dlm upaya ini tindakan pencegahan, deteksi dini abnormal ibu dan anak, usaha mendapatkan bantuan medik dlm melaksanakan tindakan kegawatdaruratan.
c.         Kuratif Upaya ini dapat berupa rujukan pd keadaan resiko tinggi termasuk kegawatdaruratan pada anak
d.        Rehabilitatif Dalam melaksanakan upaya ini bidan harus mampu memberikan asuhan sesuai dgn kebutuhan terhadap wanita hamil, melahirkan, masa post partum, melaksanakan pertolongan persalinan dibawah tanggung jawabnya sendiri dan memberikan asuhan pd BBL, bayi dan anak balita.
E.      Jenis Pelayanan Kebidanan
1.        Layanan Kebidanan Primer (Mandiri)
Pelayanan kebidanan yg sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan
2.        Layanan Kebidanan Kolaborasi
Layanan yg dilakukan bidan sbg anggota TIM yg kegiatannya dilakukan scr bersamaan atau sbg salah satu urutan dr proses kegiatan pelayanan kesehatan
3.        Layanan Kebidanan Rujukan
Layanan yg dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yg lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yg dlk oleh bidan ke tempat atau fasilitas lain secara horizontal/vertical atau ke profesi lainnya
F.      Sasaran Praktik Kebidanan
          Sasaran praktik kebidanan adalah individu yg termasuk dlm sasaran tsb yaitu remaja dlm masa pra-nikah, ibu hamil, ibu masa bersalin, ibu nifas, BBL dan balita, ibu dgn kebutuhan KB dan dalam masa lansia
Sasaran pelayanan kebidanan :
1.        Individu
2.        Keluarga
3.        Masyarakat, meliputi :
a.    Anak-anak perempuan
b.    Remaja putri
c.    WUS (wanita usia subur)
d.   Wanita hamil
e.    Ibu Bersalin
f.     Ibu nifas dan menyusui
g.    Bayi Baru Lahir (BBL)
h.    Bayi dan Balita
i.      Keluarga, kelompok dan  masyarakat
j.      Ibu/wanita dengan sistem reproduksi
          Sasaran pelayayanan kebidanan: individu, keluarga & masyarakat yang meliputi : upaya, pencegahan, penyembuhan & pemulihan:
G.      Lahan Praktik Pelayanan Kebidanan
          Lahan praktik pelayanan kebidanan mrp tempat dmn bidan menerapkan ilmu dlm memberikan pelayanan kebidanan/asuhan kebidanan kpd klien dgn pendekatan manajemen kebidanan.
Tempat tersebut meliputi:
1.    Rumah Sakit
2.    Puskesmas
3.    RB
4.    Poliklinik
5.    BPS
6.    Polindes
7.    Posyandu

H.        Kewenangan Yang Bisa Dilakukan Oleh Bidan Dalam Menjalankan
            Praktik Kebidanan

1.         Lingkup pelayanan kebidanan kepada anak meliputi :
a.    Pemeriksaan bayi baru lahir
b.    Perawatan tali pusat
c.    Perawatan bayi
d.   Resusitasi pada bayi baru lahir
e.    Pemantuan tumbuh kembang anak
f.     Pemberian imunisasi
g.    Pemberian penyuluhan
(KEPMENKES RI No 900 pasal 18)
2.         Lingkup pelayanan kebidanan kepada wanita meliputi :
a.         Penyuluhan dan konseling
b.        Pemeriksaan fisik
c.         Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
d.        Pertololongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan abortus imminens, hipertensi gravidarum tingkat I, preeklamsi ringan dan anemi ringan.
e.         Pertolongan persalinan normal
f.         Pertolongan persalinan normal yang mencakup letak sungsang, partus macet kepala didasar panggul, ketuban pecah dini tanpa infeksi, perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia karena inersia uteri primer,postterm, dan preterm.
g.        Pelayanan ibu nifas normal
h.        Pelayanan ibu nifas abnormal yang meliputi retensio plasenta, renjatan dan infeksi ringan
i.          Pelayanan dan pengobatan pada klien ginekologis yang meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur, dan penundaan haid.
(KEPMENKES RI No 900 pasal 16)
          Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 berwenang untuk:
1.        Memberikan imunisasi
2.        Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan dan nifas.
3.        Mengeluarkan plasenta secara normal
4.        Bimbingan senam hamil
5.        Pengeluaran sisa jaringan konsepsi
6.        Episiotomi
7.        Penjahitan luka episiotomi dan luka jalan lahir sampai tingkat II
8.        Amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm
9.        Pemberian infus
10.    Pemberian suntikan intramuskuler uterotonika, antibiotika dan sedative
11.    Kompresi bimanual
12.    Versi ekstrasi gemelli pada kelahiran bayi ke-II dan seterusnya.
13.    Vacum ekstrasi dengan kepala bayi di dasar panggul
14.    Pengendalian anemia
15.    Meningkatkan pemeliharaan dan pengeluaran ASI
16.    Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
17.    Penanganan hipotermi
18.    Pemberian minum dengan sonde atau pipet
19.    Pemberian obat-obatan terbatas melalui lembaran permintaan obat
20.    Pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian
21.    Memberikan obat dan alat kontrasespi oral, suntikan, alat kontrasepsi dalam  rahim,alat kontrasepsi bawah kulit dan kondom
22.    Memberikan penyuluhan dan konseling pemakaian KB
23.    Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim
24.    Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit tanpa penyulit
25.    Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, KB dan kesehatan masyarakat.

2.2     PEMASARAN  SOSIAL JASA ASUHAN KEBIDANAN
          Pemasaran sosial merupakan suatu kegiatan menjual produk yang berupa komoditi tertentu seperti pelayanan ide atau gagasan dengan mengaitkan pada kebutuhan atau minat masyarakat. Oleh karena itu proses pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan agar dapat terlaksana dengan baik, perlu diadopsi pemasaran secara umum kemudian di aplikasikan secara intern sesuai dengan kebutuhan bidan.
Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah :
1.    philip kotler ( marketing ) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
2.    Menurut Philip kotler dan amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan perukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.

A.      Tujuan Pemasaran Sosial Jasa Asuhan Kebidanan
1.        Memberikan pelayanan yang bermutu yang dibutuhkan masyarakat.
2.        Memberikan pelayanan sesuai dengan standart praktik ketrampilan yang manta( dalam memberikan pelayanan kepada klien ) Memberikan pelayanan yang bermutu yang dibutuhkan masyarakat
3.        Manurunkan sensitivitas klien pada tarif.
4.        Rekomendasi ( pemasaran ) gratis dari mulut ke mulut.
5.        Menghemat biaya pemasaran.
6.        Penurunan biaya melayani klien yang sudah mengenal baik sistem pelayanan.
7.        Peningkatan pendapatan ( pembelian silang antara jasa dan produk, peningkatan frekuensi pembelian.

B.      Manajemen Pemasaran
          Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran, yang meliputi:
a         Analisis
          Analisis yaitu dengan membuat inventarisasi kelompok sasaran dan mencari institusi yang dapat yang dapat membantu dan bekerja sama. Sasaran pemasaran jasa asuhan kebidanan adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, balita, calon pengantin, pasangan usia subur, wanita usia menopause, dan lanjut usia.
b        Melakukan riset.
          Tujuan melakukan riset yaitu untuk mengetahui tanggapan masyarakat terutama kelompok sasaran terhadap jasa pelayanan yang akan diberikan.
c         Menyusun strategi pemasaran.
          Strategi yang digunakan disini merupakan serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran adalah :
1)        Faktor micro, yaitu perantara pemasaran, pesaing dan masyarakat.
2)        Factor macro, yaitu demografi/ ekonomi, politik hukum, teknologi/fisik dan sosial/ budaya.
3)        Strategi pemasaran dari sudut pandang penjual :
o   Tempat yang strategis.
o   Produk yang bermutu.
o   Harga yang kompetitif.
o   Promosi yang gencar.
4)      Strategi pemasaran dari sudut pandang pembeli/ pelanggan :
·      Kebutuhan dan keinginan pelanggan...
·      Biaya.
·      Kenyamanan
·      Komunikasi.
5)      Monitoring dan evaluasi.
          Kegiatan monitoring adalah proses untuk menemukan kekurangan atau kesalahan pada strategi yang telah ditetapkan. Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah tujuan dari strategi pemasaran telah tercapai atau belum.
6)      Pelaksanaan proses pemasaran.
          Kegiatan ini menggunakan media yang telah dipersiapkan untuk menunjang program melalui pesa- pesan sehingga mudah diingat oleh masyarakat luas atau konsumen
C.      Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pemasaran Sosial Jasa Asuhan Kebidanan
1.      Kebutuhan, keinginan dan permintaan.
          Kebutuhan adalah keadaan dimana manusia merasa tidak memiliki kepuasan dasar. Kebutuhan dasar yang diperlukan misalnya pada persalinan dari segi :
o    Kebutuhan dasar bidan. Kelengkapan alat pertolongan persalinan, bahan- bahan dan obat- obatan.
o    Kebutuhan dasar pasien. Mendapatkan asuhan yang aman dan nyaman.
Keinginan adalah hasrat akan suatu hal sesuai dengan kebutuhannya tersebut. Asuhan sayang ibu adalah keinginan sang ibu. Beberapa prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah mengikut sertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi.
Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan :
·           Panggil ibu sesuai namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai martabatnya.
·           Jelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya.
·           Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan ketakutan ataupun kekhawatirannya.
·           Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu.
·           Berikan dukungan, besarkan hatinya dan tentramkan hati ibu dan anggota keluarganya.
·           Anjurkan ibu untuk ditemani suami atau anggota keluarga yang lain selama persalinan.
·           Lakukan praktek- praktek pencegahan infeksi yang baik.
·           Hargai privasi ibu.
·           Anjurkan ibu mencoba berbagai posisi selama persalinan.
·           Anjurkan ibu minum cairan atau makan makanan ringan bila ia mau.
·           Anjurkan ibu menyusui bayinya segera setelah lahir.
·           Membantu memulai pemberian ASI segera setelah bayi lahir.
·           Siapkan rencana rujukan.
          Permintaan adalah keinginan akan sesuatu yang didukung kemampuan serta kesediaan membelinya, misalnya :
·           Permintaan bidan Pasien senantiasa mengikuti nasehat dan saran bidan.
·           Permintaan pasien Mendapatkan asuhan yang baik, aman dan nyaman bagi ibu dan bayinya selama proses persalinan.
2.       Produk
          Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan masyarakat, misalnya: keselamatan ibu dan bayinya.
3.       Transaksi
          Transaksi merupakan proses seseorang mendapatkan produk baik memproduksi sendiri, meminta maupun pertukaran.

4.       Pertukaran
          Pertukaran merupakan tindakan memperoleh barang yang dibutuhkan seseorang dengan menawarkan suatu imbalan. Pertukaran baru akan terjadi apabila kedua belah pihak dapat menyetujui syarat petukaran dan masing- masing mendapat keuntungan dari pertukaran tersebut.
          Misalnya : seorang pasien yang datang ke bidan untuk melakukan persalinan dan bidan membantu dalam proses persalinan dan pasien mendapat pelayanan yang aman dan nyaman bagi ibu dan bayinya kemudian bidan menerima imbalan dari pasien berupa materi.
5.       Pasar
          Pasar terdiri dari semua pelanggan yang potensial memiliki kebutuhan yang sama dan bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
D.      Sistem Pemasaran 
1.      Pengertian sistem pemasaran
          Sistem adalah sekelompok item atau bagian- bagian yang saling berhubungan dan saling berkaitan secara tetap dalam membentuk suatu kesatuan terpadu. Jadi dapat diartikan sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga- lembaga yang melakukan tugas pemasaran barang, jasa, ide, dan faktor- faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya.
          Dalam pemasaran kelompok item yang saling berhubungan dan saling berkaitan itu mencakup :
·           Tempat melaksanakan kerja pemasaran.
·           Produk, jasa, gagasan yang dipasarkan.
·           Target klien.
·           Perantara ( kader )
·           Kendala lingkungan ( environmental constrains ).
          Sistem pemasaran yang paling sederhana terdiri dari dua unsur yang saling berkaitan, yaitu tempat pemasaran dan target klien.
2.      Promosi jasa jasa asuhan kebidanan
          Promosi jasa asuhan kebidanan adalah upaya untuk mempromosikan jasa kebidanan kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan atau asuhan kebidanan. Pelayanan atau asuhan kebidanan termasuk dalam pelayanan kesehatan.
Karakteristik promosi jasa dalam pelayanan kesehatan antara lain :
·      Bersifat sukarela Tidak memaksa klien menggunakan layanan yang ditawarkan, klien bebas menentukan pilihan layanan.
·      Kontak secara personal Dalam pelayanan kesehatan tenaga kesehatan harus melakukan kontak langsung secara personal dengan klien melalui pendekatan sosial budaya.
·      Berpacu dengan waktu Pelayanan kesehatan harus diberikan dengan segera dengan mempertimbangkan keadaan klien.
·      Sensitif ( terutama kesehatan reproduksi ) Kesehatan reproduksi merupakan hal yang sangat pribadi dan sensitif, sikap yang menghormati privasi klien akan membuat klien bersikap positif terhadap layanan kesehatan yang kita berikan.
Peran pemasaran dalam pelayanan kesehatan adalah untuk :
·      Menciptakan diferensiasi
Bidan dituntut mampu memberikan pelayanan yang beragam ( tanpa menyimpang dari kewenangan yang diberikan )
·      Manajemen kualitas
pelayanan Bidan mampu mengevaluasi diri mengenai kelebihan dan kekurangan layanan kesehatan yang ia tawarkan kepada klien.
·      Meningkatkan produktivitas
Tenaga kesehatan di tuntut untuk memperluas wawasan keilmuan serta ketrampilan teknisnya.
Promosi jasa dalam pelayanan kesehatan memiliki empat komponen utama, yaitu:
a.         Klien
pelanggan Klien atau pelanggan merupakan konsumen dari pelayanan kesehatan yang memiliki kedudukan penting.
b.        Kompetisi
Apabila kompetisi dikelola dengan baik maka akan memtivasi bidan untuk mengevaluasi dan mengembangkan diri.
c.         Jaringan
Jaringan diperlukan untuk memperluas cakupan pemasaran pelayanan kesehatan yang akan membantu kelancaran kegiatan pemasaran. Jaringan tersebut dapat membentuk klinik pelayanan dirumah, rujukan, dan perusahaan.
d.        Klinik
Dalam mengelola klinik diperlukan beberapa pertimbangan mencakup kekuatan merk, prose pelayanan, keunggulan kompetitif dan tarif pelayanan.














BAB III
KESIMPULAN

3.1     Kesimpulan
          Pemasaran merupakan suatu kegiatan atau proses tukar menukar yang dapat memberikan nilai baik bagi konsumen maupun produsen sehingga dapat tercipta serangkaian kegiatan dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta pemantauan. Karakteristik pemasaran Besifat sukarela, Kontak secara personal, Berpacu dengan waktu, Sensitif (terutama kesehatan repsoduksi).
Tujuan pemasaran asuhan kebidanan
1.      Memberikan pelayanan yang bermutu yang dibutuhkan masyarakat.
2.      Memberikan pelayanan sesuai dengan standart praktik, keterampilan yang mantap ( dalam memberikan pelayanan kepada klien ).
3.      Manurunkan sensitivitas klien pada tarif.
4.      Rekomendasi ( pemasaran ) gratis dari mulut ke mulut.
5.      Menghemat biaya pemasaran.
6.      Penurunan biaya melayani klien yang sudah mengenal baik sistem pelayanan.
7.      Peningkatan pendapatan ( pembelian silang antara jasa dan produk )
Peran pemasaran dalam pelayanan kebidanan adalah untuk :
1.      Menciptakan diferensiasi
2.      Agar dapat bersaing dengan profesi lain, bidan dituntut mampu memberikan pelayanan kesehatan yang beragam (tanpa menyimpang dari kewenangan yang diberikan). Divertifikasi jenis layanan yang disertai dengan peningkatan kemampuan akan memperluas cakupan klien.
3.      Manajemen kualitas pelayanan
3.2       Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan  informasi kepada pembaca tentang pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan.Kelompok mengharapkan kepada pembaca untuk dapat memberikan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA


Hidayat Asri.2009. Catatan Kuliah: KONSEP KEBIDANAN. Yogyakarta:Mitra Cendekia Press Yogyakarta.

Kusumawati Sixtia.2010.lingkup praktek kebidanan(diakses melalui www.blogspot.com pada tanggal 25 September 2013 pada pukul 11.30 WITA).

Soepardan, Suryani. 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.

Hidayat, Asri. 2009. Catatan Kuliah Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.








Flickr Gallery